Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dalam Manajemen
Perkantoran Modern terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
A.Latar
belakang masalah
Teknologi informasi semakin
memainkan peran yang signifikan dalam manajemen perkantoran saat ini. Hal ini
ditandai dengan semakin mudahnya birokrasi tata persuratan, semakin mudahnya
akses informasi dari satu titik ke titik lainnya. Tentu saja, teknologi informasi
tidak akan sedemikian besar kontribusinya bagi perkembangan manajemen
pemerintahan jika peran sumber daya manusia tidak dioptimalkan.
LANJUT>>>
Penggunaan teknologi informasi tidak terlepas dari peran perangkat komputer, manajemen dan teknologi komunikasi. Ketiga perangkat ini dapat dikatakan sebagai jantung teknologi informasi. Sejak 1990an perangkat komputer telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan.
LANJUT>>>
Penggunaan teknologi informasi tidak terlepas dari peran perangkat komputer, manajemen dan teknologi komunikasi. Ketiga perangkat ini dapat dikatakan sebagai jantung teknologi informasi. Sejak 1990an perangkat komputer telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan.
Komputer di Indonesia digunakan pada
tahun 1964 oleh Kementerian Dalam Negeri untuk kegunaan pengolahan dan
penyimpanan data. Adapun jenisnya adalah IBM S360 (Beritaiptek.com, 27/05.02).
Kantor Urusan Pegawai (sebelum menjadi Badan Administrasi Kepegawaian Negara,
dan sekarang Badan Kepegawaian Negara) telah menggunakannya sejak tahun 1957.
Komputer XT dengan kecepatan 256Kb
telah mampu membantu manajemen perkantoran terutama tata persuratan dengan
software Word Star dan Lotusnya, bahkan software Dbase-nya mampu membuat
program clerical yang bermanfaat dalam menyimpan database karyawan, penggajian dan
sebagainya. Kini, perkembangan komputer sudah sedemikian pesatnya melalui
pengembangan teknologi keluarga x86-nya, mulai pentium 1, 2,3 sampai dengan 4
dan didukung oleh CPU clock yang tinggi hingga menembus 3 gb, sebuah
perkembangan yang luar biasa pesat. Dengan demikian perkembangan teknologi
komputer sudah mendekati H-Hour bukan lagi D-Day.
Terkait perkembangan teknologi
informasi, pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2001
tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia kepada para
menteri, kepala LPND, pimpinan kesekretariatan lembaga tertinggi dan tinggi
negara, panglima TNI, kepala POLRI, Jaksa Agung RI, Gubernur Bupati/Walikota.
Tujuannya agar pemerintahan di pusat dan di daerah dapat mengimplementasikan TI
dalam manajemen pemerintahan sehingga manajemen perkantoran ini dapat
dioptimalkan pelaksanaannya.
Sehubungan dengan perkembangan
teknologi infomrasi ini, hingga saat ini telah terjadi perkembangan yang
signifikan di beberapa daerah dalam kaitan aplikasi TI dalam Manajemen
Perkantoran yaitu di KPT( Kantor Pelayanan Terpadu) Kabupaten Sragen, Kabupaten
Jembrana, Kabupaten Takalar, dan masih banyak lagi. Kontradiktif dengan contoh
di atas, masih banyak pula daerah yang masih belum memiliki keberanian atau
itikad baik untuk mengaplikasikan TI dalam manajemen perkantoran ini dengan
berbagai alasan.
Padahal, pengaplikasian TI dalam
manajemen pemerintahan khususnya manajemen perkantoran dapat menjadi motivasi
bagi pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Contoh kasus, jika
seorang pegawai ekspedisi menghabiskan waktu satu sampai dua jam untuk
mengantar surat maka dengan menggunakan mesin fax atau e-mail maka waktu
yang dua jam tadi dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain. Dengan
lain perkataan, pegawai ekspedisi tersebut dapat ditingkatkan produktivitasnya.
Contoh kasus lain, database pegawai
dan bidang lainnya akan lebih tertata dengan baik jika disimpan dalam folder
dan file website sehingga akan mudah diakses oleh yang memerlukan dengan
tingkat security tinggi. Tidak perlu lagi, staf BKD berkeliling meminta data
baik hard copy maupun soft copy dari bidang lainnya dalam kaitan
database kepegawaian karena data yang diperlukan tinggal mengakses dari website
dengan kode verifikasi yang telah didaftarkan sebelumnya. Dengan kata lain,
penggunaan database website meningkatkan produktivitas kerja pegawai
karena adanya efisiensi waktu.
Selain dengan menggunakan website,
sistem database dan koneksi jaringan area lokal memungkinkan seseorang untuk
berbagi data (data sharing) dengan menggunakan ethernet cable dengan
menggunakan kode IP adress tertentu, yaitu misalnya dengan mengkonfigurasi kode
IP : 192.168.11.1, xxx.xxx.11.2, dst. Semua hal ini menjadi sangat mungkin
manakala teknologi informasi dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas
kerja pegawai, sehingga waktu menjadi efisien dan efektivitas kerja juga dapat
ditingkatkan.
Dilihat dari sisi anggaran,
penggunaan TI hanya memerlukan biaya tinggi diawal dengan biaya pemeliharaan
jaringan yang efisien. Manajemen konvensional lebih banyak memerlukan kertas
dan tenaga manusia dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Sehingga jika
dibandingkan dari segi efisiensinya, penggunaan TI dapat membantu meningkatkan
produktivitas kerja pegawai.
Berdasarkan deskripsi di atas,
penulis mengangkat judul” Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dalam
Manajemen Perkantoran Modern terhadap Produktivitas Kerja Pegawai” sebagai
judul Karya Tulis Ilmiah.
B.
Identifikasi Masalah
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini
terdapat dua variabel penelitian, yaitu satu variabel bebas, penerapan
teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern (X) dan satu variabel
terikat, produktivitas kerja pegawai (Y). Rumusan dalam pertanyaan
penelitian berikut:
1) Faktor-faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai?
2) Apakah ada
pengaruh penerapan teknologi informasi dalam manajamen perkantoran modern
terhadap produktivitas kerja pegawai?
3) Jika ada
pengaruh, seberapa besar pengaruh penerapan teknologi informasi dalam manajemen
perkantoran modern terhadap produkitivitas kerja pegawai?
4) Adakah faktor
lain yang dapat mempengaruhi peningkat produktivitas kerja pegawai di bidang
manajemen perkantoran?
Untuk menjawab pertanyaan penelitian
ini, penulis perlu mengelaborasikan asumsi-asumsi berkaitan dengan penerapan
teknologi informasi (TI) dalam Manajemen Perkantoran Modern sebagai berikut:
Teknologi Informasi erat kaitannya
dengan Manajemen Perkantoran Modern. TI terdiri dari: Teknologi, Manajemen dan
Telekomunikasi. Ketiga peran ini dapat dimainkan dengan baik dalam teknologi
Informasi dalam membantu mempercepat dan mempermudah pekerjaan manajemen
perkantoran dalam konteks manajemen modern. Jadi, dengan mengaplikasikan
teknologi informasi berikut telekomunikasinya sehingga dapat mengakses internet
maupun intranet maka pekerjaan kantor dapat dilakukan secara mudah dan
cepat. Dengan asumsi tersebut maka penulis yakin bahwa produktivitas
kerja pegawai dapat ditingkatkan dengan menerapkan teknologi informasi dalam
manajemen perkantoran modern. Atau dengan kata lain, semakin tinggi penggunaan
teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern maka pegawai semakin
tinggi produktivitasnya.
Penulis menetapkan hipotesis
penelitian sebagai berikut: “terdapat pengaruh signifikan penerapan teknologi
informasi dalam manajemen perkantoran modern terhadap produktivitas kerja
pegawai”. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
- H0 : rxy = 0; Tidak terdapat pengaruh signifikan penerapan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern terhadap produktivitas kerja pegawai.
- H1 : rxy > 0; Terdapat pengaruh signifikan penerapan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern terhadap produktivitas kerja pegawai
C.
Perumusan Masalah
Lokasi penelitian adalah Kantor
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Banten yang beralamat di Jalan Lintas
Timur KM 4 Karang Tanjung Pandeglang. Populasi yang ada saat ini adalah 90
orang pegawai berstatus PNS dan sampel diambil seluruhnya.
Adapun masalah yang dibahas dibatasi
pada penerapan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern dan
produktivitas kerja pegawai. Oleh karena itu, penulis memformulasikan rumusan
masalah penelitian ini sebagai berikut:
- Apakah terdapat pengaruh penerapan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern terhadap produktivitas kerja pegawai?
- Seberapa besarkah pengaruh penerapan teknologi informasi dalam manajemen perkantoran modern terhadap produktivitas kerja pegawai?
D.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini adalah:
1) Bagi penulis
Meningkatkan keterampilan mengolah
nalar sebagai upaya mengupas gagasan ilmiah serta mencari alternatif solusi
masalah secara ilmiah, serta dapat menjadi referensi bagi penulis lain yang berkonsentrasi
pada bidang manajemen perkantoran modern.
2) Bagi Institusi
Kerangka Teoritik
- Teknologi Informasi
Abad ini adalah abad teknologi
informasi. Batas-batas kewilayahan kini sudah tak ada lagi dalam konteks
jaringan dunia maya. Dalam istilah yang dikemukakan oleh Ohmae, hal ini disebut
borderless world. Istilah teknologi informasi merupakan kata majemuk
yang mengacu pada teknologi penyampaian informasi secara lebih cepat, lebih
luas jangkauannya dan lebih lama penyimpanannya.
Dalam perkembangannya, TI mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Dalam pemerintahan dikenal istilah e-gov
(electronic government) yang tujuannya mempercepat dan mempermudah akses
pelayanan pemerintah kepada masyarakat maupun kepada para pegawainya. Di era
serba digital ini, pelayanan publik meliputi pembuatan KTP, perizinan, akte
kelahiran, perpanjangan STNK dan sebagainya tidak lagi memerlukan waktu
berhari-hari. Berkat perkembangan teknologi yang semakin canggih ini, pelayanan
publik menjadi sangat cepat dan mudah memperolehnya.
Lain halnya dengan daerah otonom
yang belum berani berinovasi masih mengalami kendala dalam memberikan pelayanan
terbaik bagi masyarakatnya. Hal ini terjadi akibat masih belum diterapkannya
sistem manajemen modern dan teknologi informasi. Tidak dipungkiri bahwa
teknologi informasi berdampak pada semakin cepat dan mudahnya mendapatkan akses
informasi.
Teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) merupakan terminologi baru dalam dunia manajemen modern. Sebelum
menerapkan TIK, teknologi sederhana sudah digunakan namun belum optimal dalam
menunjang kegiatan manajemen perkantoran modern. Dengan semakin majunya
teknologi umat manusia saat ini, pemerintah berupaya untuk mengadopsi teknologi
ini untuk membantu para staf pemerintah meningkatkan kinerjanya.
Peranan
Teknologi Informasi
Sebagaimana telah dijelaskan di
muka, Teknologi Informasi memainkan peranan penting di berbagai sektor
kehidupan. Manajemen yang memiliki tugas pencapaian tujuan yang mengedepankan
aspek efektivitas dan efisiensi membutuhkan teknologi informasi guna
mempersingkat waktu dan meningkatkan kualitas pelayanan.
Saat ini teknologi informasi sudah
memasuki taraf kemajuan yang luar biasa. Penemuan teknologi prosesor komputer
yang sudah semakin cepat, semakin tingginya kecepatan Random Access Memory
(RAM) serta ruang harddisk yang semakin luas berdampak pada semakin
cepatnya waktu start up dan response popups komputer.
Berbagai cara koneksi internet dapat
menggunakan beberapa metode, antara lain:
Dial Up: Menghubungkan komputer ke
internet melalui sambungan jaringan line telepon. Dengan menggunakan sebuah
modem dial-up. Saat online [ connect ] maka telepon tidak dapat digunakan.
Perhitungan pulsa telepon berjalan + biaya internet dari provider. max
Kecepatan 56kb.
Broadband: Menghubungkan komputer ke
internet melalui sambungan jaringan kabel tv, dengan menggunakan modem
broadband. Saat online dapat sekaligus nonton tidak berpengaruh. Dan biaya
lebih hemat cukup membayar abodemen tv cable + biaya internet provider untuk 24
jam online [ no limit ]. kecepatan mulai dari 64kb – 256kb.
ADSL: Menghubungkan komputer ke
internet melalui sambungan jaringan line telepon juga. Namun ADSL menggunakan
teknologi yang lebih modern. Saat online jalur telepon tidak terganggu, dapat
digunakan dalam kebersamaan. Biaya cukup membayar provider internet dengan
sistem perhitungan berdasarkan besarnya kilobyte yang digunakan, koneksi 24 jam
online. Kecepatan mencapai 512kb.
Handphone: Menghubungkan komputer ke
internet melalui sambungan jaringan handphone. Dapat dihubungkan melalui
Bluetooth maupun usb cable data. Saat online jalur telepon juga tidak
terganggu. Bisa menggunakan jaringan GSM maupun CDMA. GSM dapat lebih cepat
dengan teknologi 3G atau bahkan teknologi terbaru high speed 3,5G. Sedangkan
CDMA menggunakan teknologi CDMA 2000 1x hampir setara dengan 3G. Perhitungan
biaya hampir sama semua yaitu menggunakan sistem perhitungan per kilobyte.
Kecepatan mulai dari 64kb – 2mb. Bahkan saat ini koneksi melalui jaringan
wireless sudah menggunakan teknologi tercanggih yaitu jaringan 4G.
Dalam prakteknya, Teknologi
Informasi dapat dijadikan alat bantu untuk mempersingkat jalur birokrasi. Di
Kantor Perijinan Terpadu (KPT) Sragen, Jawa Tengah Teknologi Informasi
digunakan sebagai media untuk mempercepat dan mempermudah proses pembuatan KTP
dan layanan perijinan lainnya. KPT menggunakan sistem online yaitu dengan
menerapkan sistem jaringan internet Wide Local Area Network atau Wide
Area Network. Dengan sistem ini KPT dapat tersambung secara online dengan
seluruh kecamatan. Jadi, warga yang akan membuat KTP cukup datang ke kecamatan,
mengisi formulir pembuatan KTP, duduk untuk difoto, selesai dan tinggal bayar
yang besarannya tidak lebih dari 5000 rupiah saja.
A. Manajemen Perkantoran
Modern
- Manajemen Perkantoran
Perumusan Arthur Grager “Office
management is the function of administering the communication and record
service of an organization.” (Manajemen perkantoran adalah fungsi tata
penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan warkat dari suatu
organisasi).
Perumusan William Leffingwell &
Edwin Robinson “Office management as a function, is the branch of the art and
science of management which is concerned with the efficient performance of
office work, whenever and wherever that work is to be done.”
(Manajemen perkantoran sebagai
sesuatu fungsi adalah cabang dari seni dan ilmu manajemen yang berkenaan dengan
pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien, bilamana dan di manapun
pekerjaan itu harus dilakukan).
Perumusan Hal Nourse “It seems to me
that office management in the broader sense might embrance, not only the
generallyaccepted service service functions, but also the arise of functional
control administratrive direction of most clerical and paperwork.” (Tampaknya
bagi kami manajemen perkantoran dalam arti lebih luas dapat mencakup tidak
hanya fungsi-fungsi pelayanan perkantoran yang telah diterima pada umumnya,
melainkan juga bidang-bidang mengenai kontrol fungsional dan pengarahan
administratif terhadap kebanyakan pekerjaan kertas dan tulis).
Perumusan Edwin Robinson “Office
management is concerned with the direction and supervision of office work.
” (Manajemen perkantoran berkenaan dengan pengarahan dan pengawasan terhadap
pekerjaan perkantoran).
Perumusan William Spriegel &
Ernest Davies “Office management is the overall direction of clerical
activities as distinguished such activities as transportation, manufacturing,
warehousing, and sales.” (Manajemen perkantoran adalah pengarahan
menyeluruh terhadap aktivitas-aktivitas tulis sebagaimana dibedakan dari
aktivitas-aktivitas seperti pengangkutan, kepabrikan, pergudangan dan
penjualan).
Perumusan George Terry “Office
management can be defined as the planning, controlling, and organizing of
office work, and actuating those performing is so as to achieve the
predetermined objective. It deals with the life cycle of business information,
and retention, if of permanent value, of destruction if obsolute.”
(Manajemen perkantoran dapat
didefinisikan sebagai perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian
pekerjaan perkantoran, serta menggerakkan mereka yang melaksanakannya agar
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan lebiih dahulu. Ini bersangkut paut
dengan peredaran hidup data dan keterangan perusahaan dari sejak penciptaannya
melalui pemeliharaan, penyebaran, dan penyimpanannya kalau memiliki nilai tetap
atau pemusnahannya kalau usang).
Setelah mengemukakan rumusan dari
beberapa ahli, The Liang Gie kemudian mengemukakan rumusannya mengenai
manajemen perkantoran. Dikatakannya: “Dengan demikian, pada pokoknya manajemen
perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasikan
(mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi,
dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuatu
hal. Hal atau sasaran yang terkena oleh rangkaian kegiatan itu pada umumnya
ialah office work (pekerjaan perkantoran)“. Dari berbagai rumusan
mengenai manajemen perkantoran jelas yang terkandung di dalamnya meliputi
rangkaian kegiatan:
- tata penyelenggaraan;
- pelaksanaan secara efisien;
- pengendalian, pengawasan dan pengarahan;
- perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, dan
- penggerakan.
- Manajemen Modern
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002)
mengartikan perkataan modern dengan “terbaru” “mutakhir”, “sikap dan cara
berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman”.
Dalam hal kantor, maka sifat, sikap
dan cara berpikir serta bertindak sebagaimana disebutkan dalam istilah modern
adalah berkenaan dengan penanganan data/informasi. Perkantoran modern mempunyai
ciri-ciri memiliki bangunan dan tata ruang yang baik, menggunakan alat dan
perlengkapan termasuk mebeler yang tepat; para pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugasnya berdisiplin, profesional memiliki sikap dan cara
berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan jaman. Kantor modern juga
mendayagunakan biaya, menerapkan tata laksana yang demokratis, efektif,
efisien, produktif, berkeadilan, dan perlakuan manusiawi.
Tidak jarang setiap kali mendengar
perkataan perkantoran modern terbayang suatu bangunan kantor yang megah, bahkan
gedung pencakar langit. Perkantoran modern juga sering digambarkan sebagai
kantor yang segala kegiatannya serba dikomputerkan (computerized).
Perubahan besar memang telah terjadi dalam lingkungan perkantoran. Geoffry
Mills dkk (1990) menegaskan dalam bukunya “Modern Office Management”
bahwa teknologi baru terus mengalami kemajuan, terutama dalam bidang
“komunikasi dan pengelolaan data” (alih bahasa oleh F.X. Budiyanto, 1991).
Tahap perkembangan sistem informasi
manajemen (SIM) di sebagian besar instansi pemerintah kita saat ini tampaknya
sampai pada tahap SIM dengan dukungan pemrosesan data elektronik (electronic
data processing, computer). Di satu pihak tahapan ini bagi sebagian instansi
sedang menuju atau mungkin sudah sampai pada tahap berikutnya, yaitu tahapan
SIM berdasarkan komputer (computer based system). Namun, di lain pihak
kenyataan masih banyak kantor-kantor pemerintah kita belum masuk ke tahap
dukungan komputer, terutama di kota-kota kecil atau di daerah-daerah terpencil.
B.
Produktivitas Kerja Pegawai
Produktivitas adalah ukuran output
dari suatu proses produksi, per satuan dari input. Sebagai contoh,
produktivitas buruh secara tipikal diukur sebagai perbandingan output per jam
kerja pegawai, satu satuan. Produktivitas dapat disusun sebagai ukuran dari
efisiensi teknis atau rekayasa produksi.
Produksi merupakan proses
mengkombinasikan berbagai material input (barang-barang) dan input non material
(perencanaan, tahu-bagaimana) agar membuat sesuatu untuk konsumsi (output). Metode
penggabungan input produksi dalam proses pembuatan output disebut teknologi.
Teknologi dapat digambarkan secara matematis dengan fungsi produksi yang
menjelaskan hubungan antara input dan output. Fungsi produksi dapat digunakan
sebagai ukuran kinerja relatif ketika membandingkan teknologi-teknologi.
Fungsi produksi merupakan paparan
sederhana mekanisme pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dibatasi sebagai
peningkatan produksi dari suatu bisnis atau bangsa (apapun yang diukur).
Biasanya diungkapkan sebagai persentase pertumbuhan tahunan yang menggambarkan
pertumbuhan output perusahaan atau produk nasional (per bangsa). Pertumbuhan
ekonomi ril (sebagai kebalikan dari inflasi) terdiri dari dua komponen. Kedua
komponen ini merupakan kenaikan dalam input produksi dan kenaikan
produktivitas.
Gambar 2. Proses pertumbuhan ekonomi
Gambar di atas mengilustrasikan
proses pertumbuhan ekonomi. Nilai T2 (Nilai pada waktu 2) mewakili pertumbuhan
dalam output dari Nilai T1 (nilai pada waktu 1). Tiap waktu pengukuran memiliki
grafik fungsi produksi sendiriuntuk waktu itu (garis lurus). Output terukur
pada waktu 2 lebih besar dari output terukutn pada waktu 1 untuk kedua komponen
pertumbuhan: suatu kenaikan input dan kenaikan produktivitas. Porsi pertumbuhan
disebabkan oleh kenaikan dalam input sebagai ditunjukkan garis 1 dan tidak
mengubah hubungan antara input dan output. Porsi pertumbuhan disebabkan
oleh kenaikan dalam produktivitas ditunjukkan di atas garis 2 dengan kemiringan
lebih curam. Jadi produktivitas yang meningkat mewakili lebih besar output per
satuan input.
Karena itu, suatu kenaikan dalam
produktivitas dicirikan oleh perpindahan fungsi produksi (pencuraman
kemiringan) dan suatu perubahan yang mengikuti terhadap hubungan input/oupput.
Rumus produktivitas total secara lumrah ditulis sebagai berikut:
- Produktivitas Total = Kuantitas Output / Kuantitas Input
Menurut rumus ini,
perubahan-perubahan dalam input dan output harus diukur secara iklusif baik
dari perubahan kuanitatif maupun kualitatif. Dalam prakteknya, perubahan
kuantitatif dan kualititatif berlaku ketika harga relative dan kuantitas
relative dari input yang berbeda dab factor-faktor output berubah. Untuk
mengaksentuasikan perubahan kuantitatif dalam input dan output, rumus
produktivitas total harus ditulis sebagai berikut:.
- Produktivitas Total = Kuantitas dan Kualitas Output / Kuantitas dan Kualitas Input
Produktivitas kerja merupakan suatu
istilah yang sering digunakan
dalam perencanaan pengembangan industri pada khususnya dan perencanaan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Pengertian produktivitas pada umumnya lebih dikaitkan dengan pandangan produksi dan ekonomi, sering pula dikaitkan dengan pandangan sosiologi. Tidak dapat diingkari bahwa pada akhirnya apapun yang dihasilkan melalui kegiatan organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk di dalamnya tenaga kerja itu sendiri. Dikutip oleh Rusli Syarif ( 1991: 1 ) mengatakan bahwa “ definisi produktivitas secara sederhana adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil itu. Sedangkan secara umum adalah bahwa produktivitas merupakan ratio antara kepuasan atas kebutuhan dan pengorbanan yang dilakukan. “Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo ( 1995: 281 ) produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil ( jumlah barang dan jasa ) dengan sumber ( jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya ) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Sedangkan George J. Washinis ( Rusli Syarif,1991: 1 ) memberi pendapat bahwa “Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna dan hasil guna. Daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu, sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan.”
dalam perencanaan pengembangan industri pada khususnya dan perencanaan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Pengertian produktivitas pada umumnya lebih dikaitkan dengan pandangan produksi dan ekonomi, sering pula dikaitkan dengan pandangan sosiologi. Tidak dapat diingkari bahwa pada akhirnya apapun yang dihasilkan melalui kegiatan organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk di dalamnya tenaga kerja itu sendiri. Dikutip oleh Rusli Syarif ( 1991: 1 ) mengatakan bahwa “ definisi produktivitas secara sederhana adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil itu. Sedangkan secara umum adalah bahwa produktivitas merupakan ratio antara kepuasan atas kebutuhan dan pengorbanan yang dilakukan. “Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo ( 1995: 281 ) produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil ( jumlah barang dan jasa ) dengan sumber ( jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya ) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Sedangkan George J. Washinis ( Rusli Syarif,1991: 1 ) memberi pendapat bahwa “Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna dan hasil guna. Daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu, sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan.”
Menurut profesor Luis Sabourin
(Rusli Syarif,1991: 1) adalah “Rumusan tradisional dari produktivitas total
tidak lain adalah ratio dari apa yang dihasilkan terhadap saluran apa yang
digunakan untuk memperoleh hasil
tersebut. ” Menurut Mukiyat ( 1998:
481 ) bahwa produktivitas kerja biasanya dinyatakan dengan suatu imbangan dari
hasil kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam kerja rata-rata dari yang
diberikan dengan proses tersebut. Sedangkan konsep produktivitas menurut piagam
OSLA tahun 1984 adalah ( J. Ravianto,1986: 18 ) :
a. Produktivitas adalah konsep
universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk
semakin banyak orang dengan menggunakan sedikit sumber daya.
b. Produktivitas berdasarkan
atas pendekatan multidisiplinyang secara efektif merumuskan tujuan rencana
pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber daya
secara efektif dan efisien namun tetap menjaga kualitas.
c. Produktivitas
terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi manajemen, informasi, energi,
dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang mantap bagi manusia melalui
konsep produktivitas secara menyeluruh.
d. Produktivitas berbeda di
masing-masing negara denga kondisi, potensi, dan kekurangan serta harapan yang
dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun
masing-masing negara mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan
komunikasi.
e Produktivitas lebih dari sekedar
ilmu teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan
sikap mendasar pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai
mutu kehidupan yang baik.
Menurut Komarudin, produktivitas
pada hakekatnya meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan bahwa metode
kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja kemarin dan hasil yang dapat
diraih esok harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih
hari ini (Komarudin, 1992:121).
Sedangkan menurut Woekirno
produktivitas adalah kesadaran untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak
daripada yang telah atau sedang berada dalam usahanya. Pokoknya menambah
kegiatan guna menghasilkan lebih dari apa yang telah dicapai (Woekirno Sumardi,
1979:3). Bambang Kusriyanto (1993) juga memberikan pendapatnya bahwa
produktivitas merupakan nisbah atau ratio antara hasil kegiatan (output) dan
segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input).
Menurut Sondang P Siagian,
produktivitas kerja adalah kemampuan memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari
sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal,
kalau mungkin yang maksimal (Sondang P Siagian, 1982:15).
Menurut Handari Nawawi dan Kartini
Handari, 1990:97-98).menjelaskan secara konkrit konsep produktivitas kerja
sebagai berikut:
a. Produktivitas kerja merupakan
perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan jumlah kerja yang
dikeluarkan. Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika hasil ynag diperoleh
lebih besar dari pada sumber tenaga kerja yang dipergunakan dan sebaliknya.
b. Produktivitas yang diukur dari
daya guna (efisiensi penggunaan personal sebagai tenaga kerja). Produktivitas
ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang
tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan
waktu yang tersedia. Hasil yng diperoleh bersifat non material yang tidak dapat
dinilai dengan uang, sehingga produktivitas hanya digambarkan melalui efisiensi
personal dalam pelaksanaan tugas-tugas pokoknya.
Peningkatan produktivitas merupakan
dambaan setiap perusahaan, produktivitas mengandung pengertian berkenaan
denagan konsep ekonomis, filosofis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau
kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk
pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya.
Sebagai konsep filosofis,
produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha
untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari
hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal
ini yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri.
Sedangkan konsep sistem, memberikan
pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau
keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
Produktivitas pada dasarnya mencakup
sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari kemarin harus
lebih baik dari hari ini. Cara kerja hari ini harus lebih baik dari hari kemarin
dan hasil kerja yang dicapai esok hari harus lebih baik dari yang diperoleh
hari ini. (Payman J. Simanjuntak, 1987: 34-35).
Pengertian tersebut menjelaskan
bahwa di dalam meningkatkan produktivitas kerja memerlukan sikap mental yang
baik dari pegawai, disamping itu peningkatan produktivitas kerja dapat dilihat
melalui cara kerja yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan dan hasil kerja
yang diperoleh. Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di
dalam produktivitas kerja terdapat unsur pokok yang merupakan kriteria untuk
menilainya. Ketiga unsur tersebut adalah unsur-unsur semangat kerja, cara
kerja, dan hasil kerja.
Unsur semangat kerja dapat diartikan
sebagai sikap mental para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dimana
sikap mental ini ditunjukan oleh adanya kegairahan dalam melaksanakan tugas dan
mendorong dirinya untuk bekerja secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga
apabila kondisi yang demikian dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus,
tidak mustahil upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja akan dapat
tercapai.
Untuk menilai semangat kerja
karyawan dapat dilihat dari tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas
pekerjaanya. Hal ini sebagai mana dikemukakan oleh Alfred R. Lateiner dan LE.
Lavine bahwa “faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap semangat kerja
yaitu kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaanya” (Alfred R. Lateiner
dan JE. Lavine, 1983: 57).
Unsur kedua dari produktivitas kerja
adalah cara kerja atau metode kerja. Cara atau metode kerja pegawai dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya dapat dilihat melalui kesediaan para pegawai
untuk bekerja secara efektif dan efisien.
Ukuran ketiga dari produktivitas
kerja adalah hasil kerja. Hasil kerja merupakan hasil yang diperoleh dari
pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan. Hasil kerja yang diperoleh oleh
pegawai merupakan prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau frekuensi di atas standar yang
ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa karyawan tersebut produktif di dalam
menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas,
maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa produktivitas kerja pegawai dapat
diukur dengan adanya semangat kerja dari pegawai dalam menyelesaikan setiap
tugas yang dibebankannya, dengan selalu berdasarkan pada cara kerja atau metode
kerja yang telah ditetapkan sehingga akan diperoleh hasil kerja yang memuaskan.
Dari pendapat di atas, dapat
menyimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah suatu kemampuan untuk melakukan
kegiatan yang menghasilkan suatu produk atau hasil kerja sesuai dengan mutu
yang ditetapkan dalam waktu yang lebih singkat dari seorang tenaga kerja.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa produktivitas adalah sikap mental dari pekerja untuk
senantiasa berkarya lebih dari apa yang telah dan sedang diusahakan dalam
rangka mempercepat pencapaian tujuan dari suatu usaha.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja Menurut Sukarna (1993:41), produktivitas kerja dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Kemampuan dan ketangkasan
karyawan
b. Managerial skill atau kemampuan pimpinan perusahaan.
c. Lingkungan kerja yang baik.
d. Lingkungan masyarakat yang baik.
e. Upah kerja.
f. Motivasi pekerja untuk meraih prestasi kerja.
g. Disiplin kerja karyawan.
h. Kondisi politik atau keamanan, dan ketertiban negara.
i. Kesatuan dan persatuan antara kelompok pekerja.
j. Kebudayaan suatu negara.
k. Pendidikan dan pengalaman kerja.
l. Kesehatan dan keselamatan pekerja karyawan.
m. Fasilitas kerja.
n. Kebijakan dan sistem administrasi perusahaan.
b. Managerial skill atau kemampuan pimpinan perusahaan.
c. Lingkungan kerja yang baik.
d. Lingkungan masyarakat yang baik.
e. Upah kerja.
f. Motivasi pekerja untuk meraih prestasi kerja.
g. Disiplin kerja karyawan.
h. Kondisi politik atau keamanan, dan ketertiban negara.
i. Kesatuan dan persatuan antara kelompok pekerja.
j. Kebudayaan suatu negara.
k. Pendidikan dan pengalaman kerja.
l. Kesehatan dan keselamatan pekerja karyawan.
m. Fasilitas kerja.
n. Kebijakan dan sistem administrasi perusahaan.
2. Pengukuran produktivitas kerja
Pengukuran produktivitas kerja pada
dasarnya digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat efektivitas dan
efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu hasil. Dalam usaha untuk
dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai sesuatu hasil yang
lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat produktivitas
kerja karyawan yang dapat diukur
adalah :
a. Penggunaan waktu
Penggunaan waktu kerja sebagai alat
ukur produktivitas kerja karyawan meliputi :
1) Kecepatan waktu kerja
2) Penghematan waktu kerja
3) Kedisiplinan waktu kerja
4) Tingkat absensi
1) Kecepatan waktu kerja
2) Penghematan waktu kerja
3) Kedisiplinan waktu kerja
4) Tingkat absensi
b. Output yaitu hasil produksi
karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan perusahaan.
Pengukuran produktivitas digunakan
sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat
lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan praktisnya sebagai patokan
dalam pembayaran upah karyawan. Tujuan pengukuran produktivitas adalah
membandingkan hasil hal-hal berikut :
a. Pertambahan produksi dari waktu
ke waktu.
b. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu.
c. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu.
d. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.
e. Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama
orang lain (Rusli Syarif, 1991:7).
b. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu.
c. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu.
d. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.
e. Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama
orang lain (Rusli Syarif, 1991:7).
Alat pengukuran produktivitas
karyawan perusahaan dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a. Physical productivity
Physical productivity adalah produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran
(Size) panjang, berat, banyaknya
unit, waktu dan banyaknya tenaga kerja.
b. Value productivity
Value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai
uang yang dinyatakan dalam rupiah,
yen, won, dollar (J. Ravianto,1986:21).
Pengukuran produktivitas ini
mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengetahui produktivitas kerja
sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dalam penelitian ini yang menjadi
pengukuran produktivitas kerja yaitu penggunaan waktu dan hasil kerja atau out
put.
Berdasarkan pendapat di atas maka
pengukuran produktivitas dapat dilihat dari dua komponen yaitu:
a. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget, ketepatan waktu, ketepatan masuk kerja.
Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget, ketepatan waktu, ketepatan masuk kerja.
b. Produksi
Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas, peningkatan setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan kantor.
Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas, peningkatan setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan kantor.
C.
Temuan dan Pembahasan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
pada kenyataannya telah banyak memainkan peranan teramat penting dalam
manajemen perkantoran saat ini, lebih dikenal dengan Manajemen Perkantoran
Modern. Pengelolaan manajemen saat ini berbeda dari generasi sebelumnya yang
belum menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Jika dilihat dari sisi produktivitas
kerja pegawai maka peranan TIK dalam manajemen perkantoran modern sangat luar
biasa dalam memotivasi pegawai untuk lebih produktif. TIK lebih dikonotasikan
dengan komputer dan internet. Sebenarnya, TIK merupakan paduan dari manajemen,
teknologi (komputer) dan telekomunikasi. Telekomunikasi inilah sebetulnya yang
menjembatani hubungan komputer ke komputer. Jadi interkoneksi terjadi karena
adanya alat telekomunikasi yang digunakan untuk menghubungkan server komputer
satu ke komputer lainnya.
Permasalahan tipikal di kantor
adalah (1) tidak adanya jaringan ethernet yang menghubungkan komputer satu ke
komputer lainnya dalam satu jaringan lokal (LAN), (2) belum adanya database
yang sempurna sehingga kapan dan dimanapun database dapat diakses dan digunakan
secara baik, (3) belum optimalnyanya penggunaan jaringan internet yang ada
untuk dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi dua arah melalui website kantor.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Peran komputer dan
teknologi komunikasi diyakini mampu meningkatkan produktivitas kerja dengan
tingkat akurasi, kecepatan dan kemudahan yang tinggi. Penggunaan aplikasi
komputer yang merupakan ringkasan Sistem Informasi Manajemen kini banyak
diterapkan di kantor-kantor pemerintah maupun swasta dengan sistem database
yang kompleks dan terintegrasi sehingga peningkatatan produktivitas kerja
pegawai meningkat sangat signifikan.
B.Saran
Dari pembahasan ini diajukan
saran-saran sebagai berikut:
Hendaknya kantor-kantor di lingkungan pemerintah Provinsi Banten sudah menerapkan Local Area Network dan Jaringan Intranet agar kemudahan akses pegawai dan masyarakat dapat terwujud.
Jaringan yang sudah ada sudah selayaknya dikoneksi ke seluruh sistem SKPD secara terintegrasi. Dengan demikian harapan ke depan seluruh layanan publik di Provinsi Banten meningkat secara signifikan.
Hendaknya kantor-kantor di lingkungan pemerintah Provinsi Banten sudah menerapkan Local Area Network dan Jaringan Intranet agar kemudahan akses pegawai dan masyarakat dapat terwujud.
Jaringan yang sudah ada sudah selayaknya dikoneksi ke seluruh sistem SKPD secara terintegrasi. Dengan demikian harapan ke depan seluruh layanan publik di Provinsi Banten meningkat secara signifikan.
Daftar
Pustaka
Buku :
Mcleod, Raymond. Management Information System, SeventhEdition, 1998.
Shore, Barry. Instruction to Computere Information Systems, 1995.
Jogiyanto HM, Pengenalan Komputer, 1992
Jogiyanto HM, Analisis & Disain Sistem Informasi, 1999
Mcleod, Raymond. Management Information System, SeventhEdition, 1998.
Shore, Barry. Instruction to Computere Information Systems, 1995.
Jogiyanto HM, Pengenalan Komputer, 1992
Jogiyanto HM, Analisis & Disain Sistem Informasi, 1999
0 komentar:
Posting Komentar
vote and coment :)